“Awas! Kejahatan Bermodus Hipnotis Marak Jelang Lebaran” kata judul sebuah berita.
Hampir
setiap orang kini akrab dengan istilah “hipnotis” (yang maksudnya
adalah “hipnosis”). Lebih-lebih dengan adanya tayangan televisi show
Romy Rafael, Uya Kuya… dsb…
Sebenarnya saya tak terlalu suka dengan pertunjukan eksploitasi pikiran orang semacam itu (stage hypnosis, hipnosis panggung), kecuali hipnosis untuk tujuan penyembuhan dan pendidikan (terapi, hypnotherapy)
dan.. kecuali juga… jika “kepepet”.. hehe…. Maksudnya, hanya untuk
menghibur, tanpa bermaksud “mempermalukan” orang dengan mengumbar
pernyataan-pernyataan bawah sadar tanpa si orang tersebut sadar apa-apa
yang dikatakannya (makanya jangan terlalu sering nonton TV.. hehe…).
Lah.. ini kan pelanggaran privasi orang ya…. tetapi orang-orang pada
seneng tuh ketika melihat pertunjukan hipnosis kayak yang di TV tuh..
ketika orang dalam kondisi hipnosa (hypnosis state) alias di
bawah pengaruh hipnosis… malah diketawa-ketawain lagi…… Duh.. ampyun…..
Masyarakat kita rupanya demen banget “menyiksa” orang.. hehe… atau
melihat orang lain “tersiksa”… (terkena malu kan tersiksa ya….). Coba
bayangin deh ketika si orang yang terkena pengaruh hipnosis tadi dikasi
tahu apa-apa yang dia omongin ketika tak sadar tadi (misal, disuruh
ngelihat rekaman video-ya.. hiks… pastilah dia mesuh-mesuh gak karuan….).. *** Untuk
anda yang gak paham apa itu mesuh… Mesuh.. is mengumpat hehe…. Kalau di
Surabaya, mesuh is the best coy…. eh, biasa gitu.. Malah jadi ungkapan
keakraban….
Yupz.. hipnosis tu sebuah teknik memasuki pikiran bawah sadar orang… dan memanfaatkannya. Untuk apa? Ya terserah hipnotist (tukang hipnosis)-nya. Saya biasa menggunakan untuk keperluan penyembuhan dan pendidikan.
Kejahatan Hipnotis?
Omong-omong tentang hipnosis, di masyarakat juga marak tuh coy,
kejahatan dengan modus “hipnosis” (di media, disebut “kejahatan
hipnotis”). Ada baiknya masyarakat berhati-hati, waspada dan mengamankan
diri dari kejahatan “hipnotis” itu.
“Kejahatan hipnotis”, –sering disebut demikian di media massa–, sebenarnya (para penjahat itu) tidak menggunakan hipnosis untuk aksinya itu (hipnosis mah beda coy…). Mereka itu hanya menggunakan dan memanfaatkan kelengahan dan sifat dasar manusia
yakni yang berupa “keserakahan” (maaf, jangan salah sangka, bukannya
setiap orang punya sifat serakah dalam pengertian umum). Ini maksudnya,
dalam diri manusia kan ada dorongan-dorongan (nafsu?) untuk memenuhi
kebutuhan hidup, dikenal, dihargai (kayak katanya Maslow ya..), dorongan
ingin berkuasa, mendapatkan sesuatu lebih banyak, ingin untung lebih
banyak, dsb…. Nah, inilah maksudnya… dinamai aja dengan “keserakahan” (greedy).
Nah…. inilah peluangnya! Para penipu selalu mengekspolitasi kelemahan
ini untuk meng-gol-kan maksudnya (maksudnya ya nipu, tentu aja!)… Korban
pasti diiming-imingi keuntungan gede dan gampang! Orang pada umumnya
kan mau ya jika ada kabar menarik kayak gitu… apalagi jika dia (calon
korban) berpikirnya langsung menghubung-hubungkan (asosiasi) dengan
kebutuhan (atau keinginan?) yang belum tercapai karena duitnya gak
cukup…. nah..! Klop sudah !!! Pucuk dicinta ulam tiba! Pikir si calon
korban. Kata-kata yang sama juga berkumandang di benak si penipu!
Mulailah ia melancarkan jurus berikutnya…. Jika minat, caranya, ya ikuti
saran-saran saya… gitu dst.. dst…. Pada saat inilah si calon korban
telah mulai kehilangan sebagian daya nalarnya (pikiran sadarnya mulai
tertutup)… Berbagai sugesti yang meyakinkan semakin diluncurkan oleh si
penipu, yang biasanya berkelompok, dengan bagi peran… (menyugesti
korban)… Hilanglah lagi sebagian pikiran sadar calon korban…. Teruuuss….
hingga tibalah saatnya untuk “mengeksekusi”… Apa itu menyusuh si korban
untuk menyerahkan barang-barang berharganya, uangnya, dsb…. Lha kok si
korban mau? Ya tu tadi…. berawal dari ketertarikan (untung gede…), trus
berlanjut dengerin sugesti….. akhirnya keputusan di luar kesadarannya
pun diambil….. Kenalah dia…. Patut diingat, si penipu lihai sekali
menggunakan kata-kata menarik! Dan mereka biasanya berpenampilan menarik!!!
Dan ketika si penipu pergi bersama barang-barang berharganya, barulah
si korban tersadar.. dan mulai bangkit dari kelinglungannya…. Ketika
sadar bahwa ia kena tipu, maka korban akan mengatakan bahwa ia kena
gendam, kena hipnotis, dsb…. Mengapa? Karena ia malu jika diketahui
orang bahwa ia adalah korban penipuan! Karena biasanya, ada anggapan di
masyarakat bahwa menjadi korban penipuan dianggap identik dengan
kebodohan. Daripada dibilang o’on kena tipu, lebih selamat awak ni jika
dikatakan, kena hipnotis, gitu aja lah. Lha kalau dibilang “kena
hipnotis”, kan beda. Siapa aja akan bisa jadi bertindak bodoh dengan
menyerahkan barang-barang berharga jika dalam kondisi “tidak sadar”! Ya
kan…? Hehe…. Mengakulah ia kalau kena “kejahatan hipnotis!”…. Dan..
media massa akan lebih seneng nulis berita dengan judul misalnya “Kejahatan Hipnotis Marak Jelang Lebaran”. Biar mantap, ketimbang “Kejahatan Penipuan….” Penipuan mah banyaak.. Kalo “hipnotis”… kesannya wah gitu….
Trus… Gimana Dong Menghindari Kejahatan “Hipnotis”?
Good! Praktis aja.
1. Hindari bercakap-cakap dengan orang yang tak dikenal atau baru
dikenal di tempat umum (terminal, stasiun, dll). Jika terpaksa, ya
bicara seperlunya aja, biar gak dikira sombong. Kalau gelagatnya gak
aneh sih gak apa-apa tapi harus tetep waspada (caranya: kondisi pikiran
siagakan penuh! Sadar penuh! Pakai logika!).
2. Jika menawarkan hal-hal yang di luar kebiasaan pembicaraan
basa-basi (misalnya untung besar, dll), pasanglah alarm tanda bahaya
dalam pikiran anda ! Biasanya kalo omong basa-basi sebagai pemanis
perkenalan, omongnya ya biasa aja. Dan kalo menawarkan barang atau jasa,
pasti dengan cara biasa dan bertanggungjawab (memberi identitas, kartu
nama, nomor telepon, dsb). Jika tidak, ya gak usah ditanggapi. Pasang
alarm pikiran!
3. Jika menawarkan hal-hal yang berbau untung besar, segera aktifkan logika anda!
Langkah 1 – 3 ini untuk “memagari” pikiran bawah sadar anda agar pelapis pikiran sadar (dalam istilah hipnosis disebut “critical factor”)
tetap berfungsi dengan baik. Dengan demikian, pikiran sadar tetap
terjaga. Jika pada tahap ini anda aman, insya Allah akan aman pada tahap
berikutnya. Tentu saja, tetep waspadalah pada barang-barang anda. Siapa
tau, si penipu tahu bahwa anda tidak bisa diperdayai dengan halus
(dengan “hipnotis”), maka ia berubah pikiran dengan….. merencanakan…
mencopet saja…. hahahah….. waspadalah! Waspadalah! Hipnotis Ditolak Copet Bertindak…. hehe…..
4. Hindari pemberian makanan/ minuman dari orang yang tak dikenal
atau baru dikenal. Lebih baik bawa bekal sendiri, atau jika terpaksa
beli, belilah di tempat yang aman, dan belilah produk dalam kemasan yang
tersegel rapat dan utuh. Kejahatan jalanan yang paling mudah dilakukan
ya…. pembiusan… gak ribet pakai ngerayu kayak modus “hipnosis” di atas
tuh….
Ok saudara…..
Mudah-mudahan acara mudik anda menyenangkan… dan… aman….
Hati-hati di jalan ya…..
HYPNOTHERAPY
Hipnoterapi adalah terapi dengan menggunakan teknik hipnosis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar